Waspadai Gangguan Tiroid, Kenali Gejala dan Penyebabnya!

Kamis, 25 Juli 2019 - 15:45 WIB
Waspadai Gangguan Tiroid,...
Waspadai Gangguan Tiroid, Kenali Gejala dan Penyebabnya!
A A A
JAKARTA - Sekitar 1,6 miliar orang di dunia diperkirakan berisiko mengalami gangguan tiroid, dan sekitar ratusan juta orang hidup dengan gangguan tiroid saat ini. Indonesia, yang menempati posisi sebagai negara dengan gangguan tiroid tertinggi di Asia Tenggara, memiliki sedikitnya 17 juta orang yang mengalami gangguan tiroid.

Dari angka tersebut, hampir 60% dari mereka saat ini yang hidup dengan gangguan tiroid tidak terdiagnosis. Bisa jadi mereka berjuang sia-sia melalui kehidupan sehari-hari tanpa mengetahui akar masalah dari gejala-gejala yang mereka rasakan.

“Masalah kesehatan menjadi tantangan serius dan akan terus meningkat setiap tahunnya. Hal itu ditandai dengan bertambahnya kasus penyakit tidak menular termasuk gangguan tiroid. Gangguan tiroid bahkan menempati urutan kedua terbanyak dalam daftar penyakit metabolik setelah Diabetes Melitus dan banyak diderita oleh perempuan usia produktif dan anak-anak," papar dokter ahli endokrin, Dr. dr. Fatimah Eliana, SpPD-KEMD.

"Oleh karena itu penting bagi masyarakat untuk mengenali berbagai jenis gangguan tiroid, gejala-gejala, melakukan deteksi dini serta yang paling penting menjaga pola hidup sehat,” lanjutnya.

Dokter ahli endokrin anak, Dr Andi Nanis Sacharina, SpA (K) mengatakan, bahwa hormon tiroid pada anak-anak memiliki fungsi penting dalam perkembangan dan pertumbuhan otak pada masa emas pertumbuhannya. Gangguan tiroid pada anak dapat terjadi sejak janin dalam kandungan atau baru muncul seiring pertambahan usia. Retardasi mental akibat hipotiroid kongenital bisa dicegah jika hipotiroid kongenital terdiagnosis sangat dini dan pengobatan dimulai sedini mungkin.

"Oleh karena itu, tindakan pemeriksaan tiroid pada ibu hamil serta skrining hipotiroid kongential (SHK) pada bayi baru lahir dapat menjadi tindakan preventif terhadap gangguan tiroid,” kata Andi.

Selain itu, pemeriksaan kesehatan secara berkala dan menjaga kebersihan lingkungan penting dilakukan sebagai upaya pencegahan. Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat (Promkes), dr. Riskiyana Sukandhi Putra, M.Kes mengungkapkan, Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) merupakan suatu tindakan sistematis dan terencana yang dicanangkan oleh Kementerian Kesehatan dan dilakukan secara bersama untuk meningkatkan kualitas hidup.

"Dengan menerapkan budaya hidup sehat, diharapkan manfaat yang didapatkan berupa peningkatan kualitas kesehatan, peningkatan produktivitas masyarakat dan pencegahan berbagai jenis penyakit termasuk gangguan tiroid,” ujar Riskiyana.

Sementara, dalam rangka meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap gangguan Tiroid, PT Merck Tbk bekerja sama dengan Direktorat Promosi Kesehatan Dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Kesehatan Republik Indonesia akan melakukan berbagai kegiatan promotif serta upaya preventif.

“Merck secara berkelanjutan telah melakukan berbagai edukasi kesehatan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap gangguan tiroid di Indonesia. Melalui Perjanjian kerjasama ini, kami akan melakukan berbagai kegiatan promotif seperti peningkatan kesadaran masyarakat terkait pola hidup bersih dan sehat, peningkatan kesadaran masyarakat terkait kesehatan kelenjar tiroid, peningkatan kapasitas tenaga kesehatan dalam mengenali, serta upaya preventif seperti deteksi dini dan manajemen gangguan tiroid serta peningkatan akses masyarakat untuk skrining hipotiroid kongenital (SHK),” papar Direktur PT Merck Tbk Evie Yulin.

Kegiatan ini juga bekerja sama dengan Komunitas Pejuang Tiroid Pita Tosca untuk melakukan upaya pemberdayaan masyarakat dengan memberikan edukasi mengenai gangguan tiroid ke beberapa wilayah di Indonesia. “Kami berharap dengan diimplementasikannya kegiatan ini akan memberikan manfaat bagi masyarakat sehingga gangguan tiroid di Indonesia dapat menurun,” tutur Evie.
(alv)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5232 seconds (0.1#10.140)